Friday, May 27, 2011

menjadi orang yang ekspresif sepertinya menyenangkan

saya menulis ini karena kadang merasa, saya seseorang yang tidak bisa berkespresi dengan leluasa entah karena apa. saya bertipe orang yang tidak terbiasa mengekspresikan emosi saya. contohnya saat saya menang arisan kemarin, dapet duit arisan 370ribu pada saat itu, teman-teman yang semuanya wanita pada bersorak "yeeeeee.....selamat ya liiiik" sambil tersenyum lebar (padahal aslinya membatin "kok gak aku se sing entuk arisan" *ngelus dada :p hahaha) saya hanya bilang "yeee, makasi makasi" sambil senyum-senyum. setelah saya amati, kebanyakan temen-temen yang udah dapet arisan ekspresinya akan melebihi saya. mereka akan tersenyum lebar terus foto-foto pamer duitnya.

terus kalau sedih, biasanya seseorang akan dengan gampang akan menangis, tapi saya, seingat saya, saya tidak pernah menangis di hadapan orang lain. di depan orang lain, saya akan terlihat tegar dan tidak terjadi apa-apa, tapi setelah sendirian (mau dikamar kos, di kamar mandi, atau dimanapun) saya akan menangis,meskipun tidak meraung-raung. saya akan menangis sampai hidung saya buntu.

*kebiasaan saya adalah, setiap menangis, hidung saya akan selalu mampet total dan akan kesulitan bernafas, sehingga mau tidak mau, saya harus segera berhenti menangis supaya dapat bernafas dengan normal lagi*

#rempong#
-_-'

lalu saat marah atau merasa terganggu. saya lebih banyak memilih untuk diam, daripada saya ngomel-ngomel g karuan dan malah bikin orang lain sakit hati, saya lebih memilih untuk diam dan membuat alasan logis kenapa saya patut marah atau saya tidak seharusnya marah. dan kemarahan sayapun akan hilang seiring berjalannya waktu. kadang kemarahan itu saya ungkapkan di akun fesbuk dan twitter saya, kalau yang merasa kadang akan meminta maaf atau malah balik marah-marah karena menganggap saya tidak fair atau gentle untuk bilang langsung di depan mereka. all you need to know is saya tidak bisa mengungkapkan kemarahan saya secara langsung. saya lebih suka menuliskannya dan ingin anda tahu bahwa saya marah dan saya terganggu.

kejadian diatas pernah menimpa saya dengan teman-teman. saat itu ada sekitar 3 orang teman berada di kamar saya, mereka online pake modem dan laptop saya sambil bercerita segala hal sejak siang. awalnya saya biasa saja, lama-lama saya mulai bosan dan mengantuk. karena teman-teman di lantai 2 belum ada yang pulang, maka saya mencoba tidur di kamar saya sendiri. meskipun mata saya terpejam, saya tidak tidur, dan hal itulah yang membuat saya semakin bad mood dan bosan. saya mulai beresi kamar, ambil ini itu dan di taruh di tempat yang lebih baik supaya rapi. sesorang dari mereka bertanya "kamu ngapain?kok umek ae ket mang" saya jawab "aku bosen" setelah tidak ada yang bisa dikerjakan lagi, saya duduk bawah, mainan hape, buka fesbuk, tapi karena g ada yang asik akhirnya bosen lagi. lalu seorang teman lantai 2 datang. saya senang dan segera menuju ke kamarnya.

di kamarnya, BBnya gletakan di kasur, langsung saya ambil dan bilang "aku fb-an ya" (kebiasaan kalo liat BB nganggur, pinginnya fban pake BB teman :p). kalo fesbukan pake BB g lengkap rasanya kalo g update status, lalu saya update beberapa status yang mengungkapkan ketergangguan saya. karena pada dasarnya, saya tidak bisa mengungkapkannya langsung, maka saya tulis di status fesbuk supaya mereka tahu dan paham dengan keadaan saya. tapi yang terjadi adalah, beberapa hari setelah itu, hubungan kami sempat tidak baik karena mereka membacanya dan merasa tersinggung, mereka marah, dan lucunya yang bilang marah hanya satu orang dan itu lewat sms, padahal setelah update status saya sempat kembali ke kamar lalu mandi dan berangkat karena ada acara. meskipun pada akhirnya hubungan kami kembali baik seperti sebelumnya, tapi tetap ada yang berubah yaitu mereka sekarang jarang sekali main ke kamar saya, mungkin g mau kejadian sebelumnya terulang, atau bagaimana saya tidak tahu.

pelajaran yang dapat saya ambil dari kejadian tersebut adalah, jangan marah-marah gak jelas di fesbuk karena semua orang memperhatikannya. sejak kejadian itu, meskipun saya marah atau terganggu dengan seseorang atau beberapa orang, saya tidak pernah menuliskannya lagi sebagai status fesbuk atau tweet di twitter. cukup sekali kejadian tersebut.

mungkin mereka tidak menyadari bahwa saya bukan orang yang ekspresif dan mampu mengungkapkan segalanya dengan baik. meskipun kami teman, saya merasa tidak sepantasnya saya marah-marah dan "mengusir" mereka dari kamar saya disaat mereka lagi asik di kamar saya. mereka mungkin orang yang ekspresif dan bisa mengungkapkan kemarahan langsung didepan yang bersangkutan. tapi saya TIDAK. anda bisa saya tidak. setiap orang mempunyai karakter yang berbeda, dan inilah saya.

kadang saya ingin sekali untuk bisa ekspresif seperti mereka. kalau marah langsung bilang marah atau bahkan mengumpat. kalau senang terseyum lebar dan lompat-lompat kalau perlu dan menangis kalau sedih. selama ini saya melihat menjadi orang yang ekspresif kelihatannya menyenangkan dapat mengekspresikan emosinya tanpa perlu ditahan atau jaim. bagaimana menurut anda?

2 comments:

  1. Karakternya mirip dengan saya, mungkin faktor lingkungan di mana saya dibesarkan. Selain tumbuh menjadi seorang yang introvert, saya juga kurang expresif. Sehingga saya sering menuliskan apa yang ada dibenak saya. Orang bilang, saya sulit dimengerti, kapan sedang bersedih, atau benar-benar bahagia.

    ReplyDelete
  2. Cuma mau bilang kita sama mbak, sama-sama gak ekspresif dan sama-sama hidung mampet kalo nangis.

    ReplyDelete