Saturday, April 9, 2011

untittled

karena kita belum pernah merasakan menjadi orangtua dan orangtua kita pernah merasakan bagaimana menjadi kita sehingga orangtua mempunyai pandangan sendiri mengenai apa yang akan kita pilih, masalahnya, kadang keadaan yang ada sudah sangat berbeda dengan keadaan pada saat hal itu teradi pada orangtua kita

kadang seorang anak akan bertanya kenapa dia dilarang untuk melakukan sebuah kesenangannya dan menyalahkan orangtua kenapa dia dilarang dan mengakibatkan hubungan yang panas dan tegang antara dia dengan orangtuanya,
hal ini adalah kisah nyata. sering sekali saya mendengar dan mengetahui kakak saya satu-satunya membentak ibu saya hanya karena masalah yang sangat sepele. seperti dulu waktu kakak saya tidak segera menyelesaikan skripsinya disaat dia sudah mendekati batas akhir untuk DO. setiap dia ditanya ibu "gimana skripsimu?lancar?" kakak menjawab "iya" tetapi setelah itu, kakak menunjukkan tampang yang sangat jelek untuk dilihat, wajah yang dilipat-lipat dan tidak berbicara dengan ibi selama sehari dua hari. entah karena tersinggung ibu menannyakan skripsi (suatu hal yang wajar karena ibu mana yang mau anaknya kesulitan mengerjakan skripsi)

pernah lagi waktu itu saya menanyakan sesuatu, saya lupa tanya apa, dan itu hal penting menyangkut masa depan dia, dia tidak menjawab, dan ibu saya hari sebelumnya menannyakan hal yang sama tetapi tidak dia jawab, saya sampai membentaknya karena dia tidak menjawab juga "kamu kalo ditanya itu jawab, jangan diem ae, gimana ibu bisa tau mau mu apa kalo kamu diem aja. kalo ditanya marah, g ditanya ntar bilangnya ga perhatian. mau mu apa?" saya yang sudah tidak tahan kadang bisa membentak dia, dan karena saya tau, dia memang pantas untuk dibentak :p

lalu lain waktu, ibu tanya "han, mana cepitan rambut?" kakak menjawab "disitu" ibu jawab "disitu mana?ga ada ni lho" kakak jawab lagi sambil membentak "g tau, aku taruh situ ya disitu". see, dia berbicara dengan ibunya saja seperti itu, bagaimana dengan orang lain? saya dan adik saya saja sampai takut sama dia. bahkan adik saya yang bandelnya minta ampun, yang keras kepala nya ngelebihin saya dan yang endelnya raaawrr...sampai mau di suruh sama kakak, kalo saya yang suruh, g bakalan mau. saking takutnya adik sama kakak..ckckckck

dan ngomong-ngomong masalah orangtua, yang paling saya ingat adalah saat saya pamit mau ke BNS (Batu night spectaculer) di Batu yang cuma buka mulai malam hari, sudah ada nyoman yang bersedia mengantar saya pulang di dini hari. berangkat hari sabtu sore. hari kamis, ibu mengijinkan, jumat pagi, bapak datang dan ibu berubah pikiran dan melarang saya untuk berangkat. tahu apa yang saya rasakan saat itu?saya merasa, orangtua sangat tidak menyenangkan. saya saat itu pada masa liburan semester, bapak dan ibu tidak mau di ajak jalan-jalan dan saya sangat marah. seharian saya menghindari bapak dan ibu. tapi saya sadar, ibu melarang karena bapak yang bekerja di jakarta dan pulang dua minggu sekali, pulang kerumah hanya ingin menemui anak istrinya dan bercengkrama dengan keluarganya. maka sorenya saya mulai berbicara lagi dengan ibu, dan ngobrol seperi biasa.

begitulah, kadang orangtua memutuskan sesuatu yang tidak disukai anaknya, tetapi apa yang diputuskan oleh orangtua adalah yang terbaik untuk anaknya. meskipun kadang penyampaian maksudnya sering salah sehingga anak merasa tidak adil bagi dia.

maka menurut saya, mulailah menganalisis berbagai kejadian dengan berbagai macam perspektif, karena jika hanya menggunakan perspektif saya atau subyektif, anda tidak akan pernah memahami orang lain dan orang lain akan enggan memahami anda.

No comments:

Post a Comment