Negara Timor Leste terletak di pulau Timor bagian timur. Negara Timor Leste ini merupakan negara bekas jajahan Portugal. Setelah dilepaskan begitu saja oleh Portugal, Timor Leste bergabung ke negara Indonesia dan berganti nama Timor Timur. Tahun 1999, Timor Timur mengadakan referendum dan merdeka dari Indonesia dan berganti nama lagi menjadi Timor Leste pada tahun 2002.
Timor Leste memiliki luas wilayah sekitar 14.874 kilometer persegi. Sebelah barat berbatasan Indonesia dan selatan berhadapan dengan Australia dengan dipisahkan oleh Laut Timor[1]. Jumlah penduduk Timor Leste pada tahun 2002 berjumlah sekitar 780 ribu orang. Dengan kompisisi 78% adalah pribumi Timor Leste, 20% orang Indonesia dan 2% orang Tionghoa. Bahasa resminya adalah Bahasa Tetum dan bahasa Portugal. sekitar 91,4% warga menganut agama Kristen aliran Roma, 2,6% agama Kristen aliran Protestan, 1,7% agama Islam, 0,3% agama Hindu dan 0,1% agama Budha[2].
Sejak merdeka dari Indonesia tahun 2002, Timor Leste mempunyai presiden sebagai kepala negara dan panglima tertinggi angkatan bersenjata, lalu perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Presiden dipilih melalui pemilu setiap 5 tahun sekali dan perdana menteri dipilih oleh partai mayoritas yang ada di parlemen. Parlemen juga disebut sebagai Majelis Nasional terdiri dari 52 sampai 65 anggota yang terpilih melalui pemilihan langsung dengan masa bakti selama 5 tahun[3].
Presiden pertama Timor Leste adalah Xanana Gusmao yang memenangi pemilu tahun 2002[4]. Setelah merdeka, Timor Leste menggunakan mata uang dolar Amerika, hal ini menyebabkan harga-harga barang melambung tinggi, sehingga menimbulkan kekacauan. Pada bulan april dan mei 2006, terjadi kerusuhan karena pemecatan terhadap sekitar enam ratus orang angkatan bersenjata yang desersi. Lalu menimbulkan kerusuhan dan kontak senjata di jalan-jalan di Kota Dili[5]. Lalu Xanana Gusmao selaku presiden mengambil alih keamanan dengan berusaha menurunkan PM Alkatiri. Bisa dibilang dengan tindakan Xanana ini, kekacauannya berhasil diredam meskipun menurut penulis, dengan diturunkannya Alkatiri, mungkin tidak akan berpengaruh banyak, Alkatiri berpendapat bahwa tindakan tersebut hanya usaha Xanana pribadi untuk menurunkannya dari jabatan PM sehingga tahun 2006, Alkatiri mengundurkan diri dari jabatan PM dan Xanana Gusmao menunjuk Ramos Horta sebagai penggantinya[6]. Setelah kejadian tersebut, pada tahun 2006 disaat Ramos Horta menjadi presiden dan Xanana menjadi PM, terjadi sebuah pemberontakan oleh seorang mantan komandan polisi militer dan buronan yang bernama Alfredo Reinado. Alfredo Reinaldo menyerang dan menembak Ramos Horta sehingga Ramos Horta segera dilarikan ke Australia untuk pemulihan kesehatan dan juga mencegah terjadi masalah yang lebih rumit[7]. Dalam usaha penyerangan yang sama kepada Xanana, pengawal Xanana berhasil menewaskan Reinaldo. Setelah itu keadaan darurat diberlakukan untuk menangkap anak buah Reinaldo yang terlibat dalam penyerangan. Pada tanggal 29 April 2008, anak buah Reinaldo menyerahkan diri dan dihukum sesuai hukum yang berlaku dan keadaan darurat segera dicabut.
Keadaan ekonomi di negara Timor Leste bisa dibilang sangat rawan akan adanya krisis. Hal ini terjadi karena pada saat masuk kedalam negara Indonesia, mata uang yang digunakan adalah rupiah, setelah merdeka yang digunakan adalah mata uang dolar Amerika. Dengan adanya perbedaan kurs mata uang rupiah dan dolar AS yang cukup besar, maka mengakibatkan krisis ekonomi seperti yang sudah penulis tuliskan diatas. Timor-Leste adalah salah satu negara termiskin di dunia, dengan pendapatan, kesehatan, dan tingkat melek huruf yang rendah. Infrastruktur dan sumber daya yang tersedia bisa dikatakan kurang di daerah perkotaan dan pedesaan. Pengangguran dan diperkirakan sebesar 70%. Maka dari itu, setengah dari penduduk hidup di bawah garis kemiskinan[8].
Timor Leste memiliki hasil tambang berupa emas, mangan, kronium, timah dan tembaga. Selain itu, di perairan Laut Timor terdapat cadangan minyak dan gas alam berjumlah sekitar 100 ribu barel[9]. Selain itu, pertanian merupakan bagian utama ekonominya. Produk pertanian utama berupa jagung, padi-padian dan ubi-ubian dengan tanaman ekonominya seperti kopi, karet, kayu cendana dan kelapa yang merupakan produk ekspor utama[10]. Dengan adanya cadangan minyak yang cukup besar di perairan Timor, Timor Leste menjadi negara yang diincar oleh negara-negara yang membutuhkan minyak. Di Timor Leste telah terdapat tiga perusahaan luar negeri yang mempunyai saham mayoritas di ladang sunrise, ketiga perusahaan itu adalah Shell, Canoco Phillips dan Osaka gas[11]. Dengan adanya tambang minyak ini, seharusnya Timor Leste bisa lebih baik dalam meningkatkan ekonominya, tetapi karena Timor Leste belum mampu mengelolanya dengan baik, maka keuntungan dari minyak tersebut hanya dinikmati oleh perusahaan minyak, investor asing dan juga elit politik di Timor Leste[12]. Keuntungannya tidak bisa dirasakan oleh masyarakat Timor Leste pada umumnya.
Dari pemaparan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa keadaan politik di Timor Leste yang bisa dibilang sangat kacau setelah merdeka dari Indonesia, sangat berpengaruh pada keadaan ekonominya. Hal ini diperparah dengan saat terjadi kekacauan sebelum merdeka dari Indonesia, berbagai infrastruktur dan gedung-gedung pemerintahan yang ada disana kebanyakan dihancurkan oleh warga Timor Leste sehingga saat merdeka infrastruktur dan gedung pemerintahan yang sebelumnya digunakan pemerintah daerah menjadi tidak bisa digunakan dan semuanya harus dibangun mulai awal lagi. Selain itu dengan tingkat pendidikan yang rendah, bisa dilihat dari tingkat melek huruf yang rendah, menurut penulis mengakibatkan Timor Leste kesulitan untuk mengembangkan ekonomi dan politiknya selepas merdeka dari Indonesia. Ini terlihat dari kepala negara dan kepala pemerintahan yang dipegang oleh orang yang sama, yang ada hanya ’memutar’ kekuasaan. Terbukti dari Xanana Gusmao saat presiden, Ramos Horta sebagai PM. Selanjutnya presiden dijabat Ramos Horta, PM dijabat Xanana Gusmao.
Sumber:
Anon. Timor Leste. Available at http://big5.cri.cn/gate/big5/indonesian.cri.cn/1/2006/09/12/1@49878.htm diakses pada tanggal 13 oktober 2010.
Dinamika politik Timor Leste di bawah Xanana http://berita.liputan6.com/kilasbalik/200908/242464/Dinamika.Politik.Timor.Leste.di.Bawah.Xanana diakses pada tanggal 13 oktober 2010.
Anon. Background note. Available at http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/35878.htm diakses pada tanggal 13 oktober 2010.
Anon. Timor Leste. Available at http://big5.cri.cn/gate/big5/indonesian.cri.cn/1/2006/09/12/1@49878.htm diakses pada tanggal 13 oktober 2010.
Anon. Politik minyak di Timor Leste. Available at http://www.satuportal.net/content/politik-minyak-di-timor-leste diakses pada tanggal 13 oktober 2010.
[1] Anon. Timor Leste. Available at http://big5.cri.cn/gate/big5/indonesian.cri.cn/1/2006/09/12/1@49878.htm diakses pada tanggal 13 oktober 2010.
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Dinamika politik Timor Leste di bawah Xanana http://berita.liputan6.com/kilasbalik/200908/242464/Dinamika.Politik.Timor.Leste.di.Bawah.Xanana diakses pada tanggal 13 oktober 2010.
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[7] Background note. Available at http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/35878.htm diakses pada tanggal 13 oktober 2010.
[8] Ibid.
[9] Anon. Timor Leste. Available at http://big5.cri.cn/gate/big5/indonesian.cri.cn/1/2006/09/12/1@49878.htm diakses pada tanggal 13 oktober 2010.
[10] Ibid.
[11] Politik minyak di Timor Leste. Available at http://www.satuportal.net/content/politik-minyak-di-timor-leste diakses pada tanggal 13 oktober 2010.
[12] Ibid.
No comments:
Post a Comment